Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) melalui Departemen kimia memberikan pelatihan dan edukasi kepada warga Kelurahan Pondok Cina tentang proses pembuatan, dan cara kerja penyanitasi tangan berbahan dasar alkohol atau hand sanitizer, pada hari Minggu (24/7) di Aula Kelurahan Pondok Cina, Depok. Kegiatan tersebut merupakan implementasi dari program pengabdian masyarakat (pengmas).
Ketua Departemen Kimia Asep Saefumillah, M.Si., Ph.D. menjelaskan bahwa program pengmas ini merupakan salah satu wujud kepedulian Departemen Kimia FMIPA UI dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tujuan pelaksanaan pengmas tersebut untuk memberikan wawasan dan membekali pengetahuan kepada warga tentang proses pembuatan hand sanitizer yang efektif secara mandiri serta cara kerjanya dalam membunuh partikel virus.
"Jadi, tujuannya supaya nanti ketika terjadi pandemi lagi di kemudian hari, peserta memiliki bekal pengetahuan bagaimana proses pembuatan hand sanitizer yang efektif secara mandiri," kata Asep yang juga sebagai dosen FMIPA UI dengan kepakaran Kimia Analisis dan Lingkungan.
Dalam kegiatan ini, Departemen Kimia memberikan fasilitas yang lengkap berupa peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Alat dan bahan yang disediakan meliputi wadah berupa gelas berukuran 1 L, spatula, hand blender, gel 50 gram, etanol 400 ml, air 80 ml, dan pewangi 2 ml.
Didampingi langsung oleh ketua tim pengmas Dr.rer.nat. Agustino Zulys M.Sc., kegiatan yang melibatkan 30 peserta ini berjalan dengan kondusif dan menyenangkan. Ketua tim menjabarkan proses pembuatan hand sanitizer yang diawali dengan memasukkan gel ke dalam wadah yang kemudian dicampur 200 ml alkohol. Semua bahan diaduk rata menggunakan hand blender hingga menjadi campuran yang homogen.
Proses selanjutnya adalah menambahkan serta mengaduk rata air dan sisa alkohol. Terakhir, tim merekomendasikan untuk menambahakan pewangi dalam campuran bahan-bahan agar hand sanitizer yang dihasilkan tidak hanya berbau alkohol tapi juga memiliki aroma yang khas.
"Dengan begitu, Bapak dan Ibu sekalian sudah bisa menggunakan hand sanitizer yang telah dibuat," ujar ketua tim, Dr.rer.nat. Agustino Zulys M.Sc.
Sebelum pelatihan dimulai, masyarakat terlebih dahulu mengisi pretest yang telah disediakan oleh tim panitia. Pretest ini berguna untuk mengukur kemampuan pengetahuan peserta mengenai hand sanitizer sebelum diberikan edukasi dan pelatihan.
Setelah mengisi pretest, Dosen Kimia FMIPA UI, Dr. Munawar Khalil, memberikan pemaparan materi mengenai definisi, cara kerja, penggunaan, bahan dan kegunaan, hingga proses pembuatan hand sanitizer.
Munawar memaparkan, hand sanitizer merupakan cairan pembersih tangan praktis yang dapat digunakan dimana saja untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme pada jaringan yang hidup. Terdapat dua jenis hand sanitizer yang umum digunakan, yaitu mengandung alkohol dan tidak mengandung alkohol.
“Hand sanitizer dengan kandungan alkohol biasanya menggunakan senyawa etanol, iso-propanol, dan n-propanol sebagai bahan aktif. Sedangkan yang tidak mengandung alkohol biasanya menggunakan senyawa ammonium kuartener, benzalkonium klorida, chlorhexidine, iodine, dan triclosan sebagai bahan aktif,” kata Dr. Munawar Khalil.
Hand sanitizer beralkohol sesuai dengan rekomendasi World Health Organization (WHO) dibutuhkan konsentrasi 70% yang telah terlarut dengan zat kimia lain.
"Artinya, 70% ini telah terlarut dengan air pewangi, dan sejenisnya, nilai kandungan alkoholnya harus 70%. Tidak lebih dan tidak kurang. Bila konsentrasi kandungannya melebihi atau kurang dari 70% maka keefektifan hand sanitizer tersebut berkurang dalam membunuh virus," imbuhnya.
Dr. Munawar menghimbau peserta agar menggunakan hand sanitizer dengan baik. Dimulai dari permukaan telapak dan punggung tangan, meratakan secara menyeluruh pada bagian tangan hingga ke sela - sela jari, dan terpenting membiarkan hand sanitizer kering selama 20 - 30 detik sebelum melanjutkan aktivitas.
Semantara itu hand sanitizer berbahan etanol dan alkohol, diperlukan perhatian khusus agar tidak memicu terjadinya kecelakaan kerja yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Munawar mengingatkan bahaya dari cairan etanol bila akibat kelalaian seseorang dalam menggunakannya.
“Perlu diketahui, etanol merupakan cairan yang mudah terbakar. Oleh karena itu, Munawar menghimbau untuk menjauhkan etanol dari percikan api. Jika terkena mata maka dampaknya bisa menyebabkan iritasi pada mata," ujarnya.
Hal lainnya yang perlu diketahui oleh peserta dari hand sanitizer adalah cara kerja. Dr. Munawar menjabarkan cara kerja hand sanitizer sebagai brikut, pertama-tama partikel virus corona menempel pada permukaan kulit, lalu membran virus melebur dengan sel membran manusia, virus kemudian memperbanyak diri di dalam tubuh manusia, fungsi Alkohol dalam hal ini bekerja untuk memecah selubung virus, sehingga RNA virus di dalam selubung virus menjadi terpisah & hancur, terakhir, virus menjadi tidak berkembang dan mati.
Usai melaksanakan pengmas hari ini, rencananya Departemen Kimia akan kembali menggelar dua kegiatan pengmas lainnya. Dua pengmas yang akan berjalan nanti yaitu edukasi mengenai pentingnya asupan nutrisi dan proses metabolisme makanan, serta sosialisasi peningkatan kompetensi kepada guru - guru.
Sebelum acara ditutup, warga diminta kembali mengisi postes yang telah disediakan panitia untuk mengukur sejauh mana ilmu yang disampaikan dapat dipahami. Kegiatan pengmas hari ini diakhiri dengan sesi foto bersama dan pembagian makan siang dan souvenir berupa hand sanitazer.
Warga Kelurahan Pondok Cina sangat antusias mengikuti pelatihan yang
berlangsung selama tiga jam tersebut. Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan
Kelurahan Pondok Cina, Desi, menyambut baik kehadiran tim. Menurutnya, cakupan
kegiatan ini sangat berpotensi untuk diperluas.