Eksplorasi Tim Peneliti FMIPA UI di Natuna: Menggali Geodiversitas di Ujung Negeri

Tim peneliti dari Program Studi (Prodi) Geologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI), melaksanakan eksplorasi ke Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, untuk menelusuri sejarah geologi wilayah perbatasan Indonesia yang selama ini masih menyimpan banyak misteri.

Eksplorasi yang berlangsung pada 16–24 Juli 2025 ini, menjangkau wilayah Pulau Utama Natuna hingga ke pulau-pulau kecil seperti Pulau Tiga dan Pulau Sedanau. Total terdapat 35 titik pengamatan geologi yang berhasil dieksplorasi.

Dipimpin oleh Dr. Reza Syahputra, dosen sekaligus Ketua Program Studi Geologi FMIPA UI, tim peneliti yang terdiri atas tiga anggota lainnya yakni Ahmad Rizky Reynda, Mochamad Ikral Pamungkas, dan Arham Anugrah Bahri, melakukan eksplorasi terhadap keberagaman geologi (geodiversitas) di wilayah perbatasan Indonesia yang masih jarang diteliti.

“Secara geologi, Natuna sangat unik. Kami menduga bahwa bagian bawah wilayah ini merupakan potongan lempeng samudera purba yang terangkat ke permukaan. Temuan ini penting untuk memahami sejarah pembentukan wilayah Indonesia bagian barat,” ujar Dr. Reza menjelaskan latar belakang penelitiannya.

Tim menelusuri berbagai formasi batuan tua di wilayah pesisir dan pulau-pulau terpencil. Beberapa sampel batuan seperti gabbro dan basalt berhasil dikumpulkan untuk analisis laboratorium. Penelitian ini menggunakan pendekatan geologi struktural dan metode Anisotropy of Magnetic Susceptibility (AMS), yang dapat mengungkap jejak tegangan dan deformasi batuan berdasarkan orientasi mineral magnetik di dalamnya.

Hasil sementara menunjukkan kehadiran batuan sedimen laut, granit berusia lebih dari 70 juta tahun, hingga batuan dasar samudera kelompok ofiolit. Kombinasi ini menjadikan Natuna sebagai lokasi strategis untuk mempelajari dinamika tektonik dan sejarah geologi Asia Tenggara.

Namun, eksplorasi ini tidak lepas dari tantangan. Cuaca ekstrem di perairan Natuna, terutama gelombang tinggi dan angin kencang, membuat beberapa titik pengamatan di utara pulau tidak dapat dijangkau. Tim juga harus berpindah lokasi dengan kapal nelayan, yang menyulitkan distribusi peralatan lapangan.

Meski demikian, sebagian besar target eksplorasi berhasil dicapai. Data dan sampel yang dibawa pulang akan dianalisis lebih lanjut di laboratorium Geologi FMIPA UI.

Penelitian ini juga menjadi bagian dari kolaborasi riset antara UI dan University of Chinese Academy of Sciences (UCAS), yang sebelumnya dilakukan di Pulau Bangka. Hasil eksplorasi Natuna ini akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional bersama peneliti dari kedua institusi.

“Ke depan, hasil eksplorasi Natuna ini akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional dan diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam pengembangan ilmu kebumian,” tutur Dr. Reza sebagai penutup.

Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam pemetaan potensi geologi, tata ruang pesisir, hingga strategi mitigasi bencana geologi di kawasan perbatasan Indonesia.

Bagikan ini:

Facebook
LinkedIn
X
Pinterest
WhatsApp
Telegram