Memberikan mahasiswa kesempatan belajar langsung dari praktisi berpengalaman menjadi salah satu upaya penting guna memperluas wawasan mereka, dan memahami penerapan ilmu geosains di lapangan. Untuk itu, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) menggelar seminar mingguan UI Geoscience Seminar X STARBORN MENGAJAR 2025 pada Senin (1/12) di Aula Prof. Dr. G.A. Siwabessy, Kampus UI, Depok.
Seminar pekan ini mengangkat tema “Geologi Teknik Likuifaksi (Studi Kasus Padang, Sumatera Barat)” dengan menghadirkan Dr. Prahara Iqbal, M.T. dari Pusat Riset Sumber Daya Geologi – Badan Riset dan Inovasi NasionaL (BRIN) sebagai narasumber. Kegiatan ini diikuti sekitar 80 mahasiswa dari program studi Geologi dan Geofisika.
Dalam pemaparannya, Dr. Prahara menjelaskan bahwa geologi teknik mempelajari bagaimana kondisi tanah dan batuan memengaruhi keamanan dan keberlanjutan infrastruktur. “Faktor seperti morfologi, litologi, struktur geologi, serta kondisi muka air tanah sangat menentukan stabilitas tanah di daerah rawan bencana,” ujarnya.

Seminar ini menyoroti fenomena likuifaksi, yaitu hilangnya kekuatan tanah akibat guncangan gempa pada lapisan pasir jenuh air. Kota Padang menjadi studi kasus karena memiliki karakteristik endapan aluvium pesisir, muka air tanah dangkal, dan intensitas guncangan yang tinggi dari zona subduksi Sumatera. Menurut Dr. Prahara, “Kombinasi faktor-faktor tersebut membuat Kota Padang sangat rentan terhadap likuifaksi, dan ini harus diperhitungkan dalam perencanaan tata ruang dan pembangunan infrastruktur.”
Peserta juga diperkenalkan pada indikator lapangan likuifaksi seperti sand boils, retakan tanah, dan deformasi permukaan, serta metode analisis geoteknik untuk menilai kerentanan. Dr. Prahara menekankan, “Dengan mengenali indikator lapangan dan melakukan analisis geoteknik, kita bisa memetakan zona risiko dan mengambil langkah mitigasi yang tepat sebelum bencana terjadi.”
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif. Mahasiswa antusias menanyakan parameter tanah yang paling berpengaruh terhadap likuifaksi dan bagaimana data geospasial dapat digunakan untuk pemodelan risiko. “Data geospasial kini menjadi alat penting dalam mengantisipasi bencana, sehingga perencanaan pembangunan bisa lebih aman dan berkelanjutan,” kata Dr. Prahara.
Seminar ditutup dengan penyerahan plakat kepada narasumber dan dokumentasi bersama seluruh peserta. Kegiatan ini menegaskan komitmen FMIPA UI dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap fenomena geologi yang berdampak langsung pada keselamatan masyarakat dan perencanaan wilayah.


