Depok, 9 September 2025 — Lima mahasiswa Program Studi Magister Fisika Medis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Indonesia (UI) akan mengikuti program magang internasional di Universitätsklinikum Ulm dan Universitätsklinikum Freiburg, Jerman. Program ini merupakan bagian dari kerja sama internasional antara UI dan Ulm University, yang didukung oleh pendanaan dari Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) serta Kementerian Federal untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), Jerman, melalui proyek Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) Sustainable Development Goals (SDGs) – UI.
Kelima mahasiswa terpilih adalah Arifin Ahmad, Assyifa Rahman Hakim, Fany Zahra Hanifa, Fira Dwi Ananda, dan Mohammad Sidik Cahyana. Mereka dijadwalkan berangkat ke Jerman pada 15 September 2025 untuk menjalani magang di Universitätsklinikum Ulm, dan pada bulan November 2025 untuk Universitätsklinikum Freiburg.
Arifin Ahmad dan Fany Zahra Hanifa akan menjalani program magang di Universitätsklinikum Freiburg, di bawah supervisi Dr. sc.hum. Dwi Seno Kuncoro Sihono, S.Si., M.Si., dosen Fisika Medis FMIPA UI, serta Prof. Dr. Dimos Baltas, Kepala Departemen Onkologi Radiasi di rumah sakit Universitätsklinikum Freiburg.
Sementara itu, Assyifa Rahman Hakim, Fira Dwi Ananda, dan Mohammad Sidik Cahyana akan mengikuti kegiatan magang di Ulm University, dengan bimbingan dari Dr. sc. hum. Deni Hardiansyah, dosen Fisika Medis FMIPA UI, serta Prof. Dr. rer. nat. Gerhard Glatting, pakar Fisika Radiasi Medis dari Departemen Kedokteran Nuklir Ulm University.
Selama di Jerman, para peserta akan mengikuti berbagai kegiatan akademik, termasuk kunjungan ke rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan, pengenalan alat-alat medis berbasis teknologi tinggi, serta pelatihan riset di bidang fisika medis. Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung dalam lingkungan klinis dan laboratorium internasional.
Ketua Program Studi Magister Fisika Medis FMIPA UI sekaligus koordinator akademik program, Prof. Supriyanto Ardjo Pawiro, M.Si., Ph.D., menyatakan bahwa pengalaman ini diharapkan dapat memperluas wawasan peserta, khususnya dalam bidang klinis dan riset, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang fisika medis di Indonesia.
“Melalui program ini, peserta diharapkan memperoleh pengalaman internasional yang signifikan dalam pendidikan dan penelitian, sekaligus turut berkontribusi dalam peningkatan kualitas SDM fisika medis di Indonesia,” ujar Prof. Supriyanto.
Program magang ini merupakan bagian dari proyek yang diinisiasi oleh Kelompok Keilmuan Fisika Medis dan Biofisika (KBI) FMIPA UI. Sebelumnya, kelompok ini memperoleh hibah internasional senilai 292.717 euro atau sekitar Rp5 miliar dari DAAD dan BMZ. Dana tersebut digunakan untuk mendukung mobilitas akademik, penguatan kurikulum, serta kolaborasi riset antara FMIPA UI dan Ulm University.
Proses seleksi mahasiswa dilakukan melalui tahap administrasi dan wawancara. Seleksi meliputi penilaian skor TOEFL, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan surat motivasi. Dari sembilan pendaftar yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, yakni UI, Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Diponegoro, lima mahasiswa dari FMIPA UI dinyatakan lolos.
Dekan FMIPA UI, Prof. Dede Djuhana, Ph.D., menyampaikan apresiasinya atas pencapaian mahasiswa tersebut. Ia menilai partisipasi dalam program internasional menjadi langkah penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
“Kami bangga atas terpilihnya lima mahasiswa Fisika Medis FMIPA UI dalam program bergengsi ini. Ini menjadi bukti kualitas akademik yang dimiliki mahasiswa kami sekaligus mencerminkan komitmen fakultas dalam mendorong internasionalisasi pendidikan,” ujarnya.
Prof. Dede berharap pengalaman ini dapat menjadi batu loncatan penting dalam karier akademik dan profesional mahasiswa, serta memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu fisika medis di Indonesia.
Program ini juga sejalan dengan upaya FMIPA UI dalam memperkuat kolaborasi internasional secara berkelanjutan, serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan tinggi.
