Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) menjadi tuan rumah acara International Workshop on Certification of Medical Physicists yang diselenggarakan pada 24–28 November 2025 di Hotel Novotel, Solo, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara badan atom dunia International Atomic Energy Agency (IAEA) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam kerangka proyek ME-RAS6101.
Workshop ini menghadirkan 29 peserta yang merupakan perwakilan negara-negara di kawasan Asia dan Timur Tengah, antara lain Australia, Bangladesh, Austria, Cambodia, Tiongkok, India, Filipina, Jepang, Malaysia, Nepal, dan Singapura. Para peserta ini hadir untuk membahas penguatan sistem sertifikasi fisikawan medik, harmonisasi standar kompetensi, serta penyusunan kerangka pelatihan yang selaras dengan praktik internasional. Kehadiran pakar dan pemangku kepentingan dari berbagai negara tersebut mencerminkan meningkatnya perhatian global terhadap keselamatan radiasi, kualitas layanan kesehatan berbasis teknologi pencitraan, serta kebutuhan akan tenaga profesional yang memiliki kualifikasi standar internasional.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Dekan FMIPA UI, Prof. Dede Djuhana, Ph.D. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa perkembangan teknologi kesehatan dan meningkatnya pemanfaatan radiasi pengion dalam layanan medis menuntut adanya standar kompetensi yang kuat dan terukur bagi para fisikawan medik. Ia juga menegaskan bahwa FMIPA UI, sebagai institusi pendidikan yang telah lama berkontribusi pada pengembangan fisika medis di Indonesia, berkepentingan untuk memastikan bahwa sistem sertifikasi nasional selaras dengan kebutuhan global serta mendukung peningkatan keselamatan pasien.
“Workshop ini menjadi momentum penting untuk memastikan bahwa kompetensi fisikawan medik di Indonesia dan kawasan sejalan dengan standar internasional. Kolaborasi bersama IAEA dan BRIN ini tidak hanya memperkuat kapasitas nasional, tetapi juga membuka peluang bagi FMIPA UI untuk terus berperan aktif dalam membangun ekosistem layanan kesehatan yang lebih aman, berkualitas, dan berorientasi pada keselamatan pasien.” kata Prof. Dede.
Di Indonesia, urgensi kegiatan ini semakin tinggi mengingat kebutuhan layanan radiologi diagnostik, kedokteran nuklir, dan radioterapi berkembang pesat, sementara ketersediaan fisikawan medik bersertifikasi masih tertinggal dibandingkan pertumbuhan fasilitas kesehatan. Pemerintah tengah mendorong peningkatan standar keselamatan pasien dan mutu layanan berbasis radiasi, sehingga penguatan skema sertifikasi kompetensi menjadi langkah strategis.

Ketua Local Director, Prof. Supriyanto Ardjo Pawiro, M.Si., Ph.D., menyatakan bahwa melalui forum internasional ini Indonesia berkesempatan mempelajari praktik terbaik dari negara lain sekaligus berkontribusi dalam penyusunan rekomendasi regional untuk standardisasi kompetensi fisikawan medik di masa depan.
“Pertemuan ini memberikan ruang dialog yang sangat penting bagi negara-negara di kawasan untuk menyamakan persepsi mengenai kompetensi profesional fisikawan medik. Indonesia dapat belajar banyak dari pengalaman negara lain, tetapi pada saat yang sama juga dapat membagikan capaian dan model pendidikan yang telah kami kembangkan.” ujar Prof. Supriyanto Ardjo Pawiro, M.Si., Ph.D.
Ia melanjutkan, “Dengan demikian, workshop ini bukan hanya berdampak pada peningkatan kapasitas nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam jaringan profesional fisika medis tingkat global.”
Bagi FMIPA UI, penyelenggaraan kegiatan berskala internasional ini memberikan manfaat signifikan. Kegiatan ini memperluas jejaring kerja sama dengan lembaga internasional serta mendorong tercapainya indikator kinerja fakultas terkait kemitraan dan pemanfaatan fasilitas. Selain itu, forum internasional ini semakin memperkuat FMIPA UI sebagai pusat pendidikan dan pelatihan fisika medis bertaraf global, terutama melalui program pendidikan CQMP dan residensi fisikawan medik. Kehadiran para peserta dari berbagai negara turut meningkatkan visibilitas fakultas dan memperkokoh posisi FMIPA UI sebagai penyelenggara pendidikan fisika medis utama di Indonesia, sekaligus membuka peluang kerja sama lanjutan dengan IAEA, BRIN, dan institusi internasional lainnya yang relevan.
Acara ini turut dihadiri oleh Lead Country Coordinator IAEA Project RAS6101 Prof. Ruijie Yang, IAEA Expert Dr. Georgia Loreti dan Dr. Brendan Healy, Ketua Konsil Teknik Biomedika sekaligus Sekjen Aliansi Fisikawan Medik Indonesia (AFISMI) Indah Lesatriningsih, M.Si., serta Ketua AFISMI Dr. Lukmanda Evan Lubis, M.Si., F.Med.
Rangkaian workshop dimulai pada 23 November 2025 dengan penyerahan sertifikat kompetensi kepada 18 lulusan residensi fisikawan medik spesialis radiologi diagnostik dan radioterapi. Para lulusan tersebut merupakan fisikawan medik yang telah menjalani pendidikan klinis dan kini bertugas di berbagai rumah sakit pemerintah maupun swasta. Agenda ini menjadi bukti komitmen FMIPA UI dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang fisika medis, sekaligus berkontribusi langsung pada penguatan kapasitas layanan kesehatan nasional dan peningkatan keselamatan radiasi di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.


