Depok, 8 September 2025 — Ilmu geosains memainkan peran pentingnya dalam mendukung pembangunan wilayah perkotaan yang berkelanjutan dan tahan bencana. Hal ini menjadi sorotan utama dalam UI Geoscience Seminar X Starborn Mengajar bertema “Ilmu Geosains sebagai Fondasi Pembangunan Wilayah Perkotaan” yang digelar secara daring oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) melalui Departemen Geosains, Senin (8/9).
Seminar menghadirkan Janner Nababan, S.T., M.T., yang merupakan Tim Konservasi Air Tanah, Balai Konservasi Air Tanah – Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebagai pembicara. Dalam paparannya, Janner menekankan pentingnya pendekatan ilmiah berbasis geosains dalam perencanaan tata ruang kota, terutama dalam menghadapi risiko seperti penurunan muka tanah dan eksploitasi air tanah berlebih.
“Pembangunan kota yang berkelanjutan tidak bisa dilepaskan dari peran geosains. Melalui data dan analisis ilmiah, kita bisa memahami kondisi bawah permukaan yang selama ini tidak terlihat, namun sangat menentukan keberlangsungan hidup masyarakat di wilayah perkotaan,” ujar Janner.
Ia menjelaskan, fenomena land subsidence atau penurunan tanah telah terjadi di sejumlah kota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Bandung, Pekalongan, Semarang, dan Surabaya. Pemantauan menunjukkan adanya korelasi antara kepadatan penduduk, ekstraksi air tanah yang tinggi, dan penurunan muka tanah yang terus berlanjut.
“Semakin besar pengambilan air tanah, semakin cepat lapisan akuifer kehilangan tekanan untuk menopang beban di atasnya. Ini mengakibatkan penurunan tanah yang berisiko terhadap infrastruktur dan keselamatan wilayah pesisir,” tambahnya.
Dalam sesi diskusi, peserta secara aktif mengajukan pertanyaan seputar strategi konservasi air tanah, peran kebijakan tata ruang, serta langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan masyarakat. Janner menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam membangun kota yang lebih tangguh terhadap perubahan lingkungan dan bencana geologi.
Selain itu, peserta diperkenalkan dengan teknologi pemantauan terkini, seperti sumur pantau dan sistem SIPASTI (Sistem Informasi Pemantauan Air Tanah dan Subsidence Terintegrasi), yang memungkinkan pemangku kepentingan memantau kualitas dan muka air tanah secara real-time melalui situs geologi.esdm.go.id/sipasti
Kegiatan ini ditutup dengan sesi dokumentasi bersama seluruh peserta. Melalui seminar ini, FMIPA UI berharap kesadaran akan pentingnya ilmu geosains dalam pembangunan perkotaan semakin meningkat, terutama dalam konteks mitigasi risiko dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
UI Geoscience Seminar X Starborn Mengajar adalah kegiatan seminar yang diselenggarakan oleh Departemen Geosains FMIPA UI, bekerja sama dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Luas Birus Utama, yaitu Starborn Mengajar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengupas peran geosaintis dalam industri migas dan topik-topik terkait perkembangan teknologi, seperti machine learning, dalam bidang G&G (Geologi dan Geofisika).


